Saturday, January 4, 2014

Tenggelamnya Kapal Van der Wijck

Libur tahun baru kami isi dengan kumpul keluarga besar di kota tempat tinggal mendiang kakek dan nenek. Setelah makan malam bersama kami yang sudah dewasa berencana menonton film dibioskop, sesampainya dibioskop maka kami memutuskan untuk menonton film Tenggelamnya Kapal Van der Wijck yang diadopsi dari novel karya Buya HAMKA dengan judul yang sama.

Film ini bergenre roman dengan cerita dua orang sejoli yang bernama Zainuddin dan Hayati, namun cinta mereka kandas oleh kuatnya masyarakat dalam memegang adat, seorang Zainuddin yang berasal dari luar suku tidak boleh menikah dengan Hayati yang berasal dari suku tersebut.

Namun asa mereka tidak putus, Zainuddin pergi untuk memperoleh jati diri dengan janji kekasihnya Hayati bahwa dia akan menunggunya pulang. Setelah berapa lama mereka berpisah namun masih tetap saling berkirim surat, akhirnya mereka berkesempatan untuk bertemu kembali karena Hayati yang akan mengunjungi sahabat lamanya, Khadijah.

Maka disinilah cinta mereka kembali diuji. Hayati berkenalan dengan Aziz kakak sahabatnya, seorang lelaki modern, kaya raya, pegawai tinggi pemerintahan Hindia Belanda, keturunan suku asli yang sangat dihormati, berbeda sekali dengan Zainuddin, seorang pemuda miskin yang dianggap bergaris keturunan tidak jelas.

Hanya dalam sekejap mata Aziz langsung jatuh hati pada Hayati yang memang cantik jelita, dan keluarganya pun mendukung penuh niatnya yang ingin mendekati Hayati. Pada awalnya hayati acuh tak acuh pada Azis, namun pada akhirnya dia luluh juga terhadap pendekatan yang dilakukan oleh Aziz, pada akhirnya Aziz mengirimkan surat kepada tetua di kampung Hayati untuk melamarnya, dalam waktu yang bersamaan, Zainuudin pun mengirmkan surat dengan tujuan yang sama.

Para tetua adat setuju untuk menerima lamaran Aziz menimbang bibit, bebet, bobotnya. Dan menolak lamaran Zainuddin. Lalu para tetua memanggil Hayati sebagai formalitas saja untuk mengetahui bagaimana keputusannya, lalu Hayati berkata bagaimana baiknya menurut tetua saja, dia sangat sedih karena di dalam hatinya masih ada cinta yang besar terhadap Zainuddin.

Dilain pihak Zainuddin telah mengetahui pula bahwa Aziz pun mengirimkan surat lamaran kepada Hayati. Maka dia meminta sahabatnya Muluk untuk menyediki latar belakang Aziz, maka setelah diselidiki ternyata Azis terkenal sebagai seorang yang dekat dengan dunia gemerlap, sangat jauh dari sifat sifat yang dijunjung tinggi oleh adat dan agama setempat, seperti bermain wanita, berjudi, mabuk-mabukkan. Dan inilah yang tidak diketahui baik oleh Hayati atau pun tetua kaum adat. Dengan segera Zainuddin mengirimkan sepucuk surat untuk memberitahukan siapa Azis sebenarnya.

Namun sayang usahanya sia-sia, Hayati telah terlebih dahulu menerima lamaran Aziz sebelum surat itu sampai, Lalu Hayati membalas surat Zainuddin dengan balasan bagai petir yang menyambar disiang bolong. Hayati mengacuhkan surat dari Zainuddin, dan dia menulis hal yang sangat menyakitkan bagi Zainuddin, bahawa dia telah menerima lamaran Azis dengan tanpa paksaan, dan bahwa inilah yang terbaik bagi mereka, Zainuddin miskin, Hayati pun miskin, jika mereka bersatu akan bagaimana hidup mereka nanti? Hayati meminta Zainuddin agar mencari wanita lain yang jauh lebih cantik darinya dan melupakan apa yang telah terjadi.

Zainuddin pun jatuh sakit...

Bersambung...





No comments:

Post a Comment